Berikut
“pengakuan jujur” Kepala Bidang Humas PKS Mardani Alisera:
Suara Lain Politisi PKS: Rindu Manhaj Dakwah
yang Tulus dan Bersahaja
PKS terus didera isu miring menyusul
terungkapnya kasus dugaan korupsi Luthfi Hasan. Mau tak mau, kasus kuota impor
sapi itu menyeret PKS selaku partai dakwah. Dahulu, di awal munculnya PKS,
partai ini dikenal dengan kesederhanaan dan integritas. Lalu bagaimana kini?
Kepala Bidang Humas PKS Mardani Alisera menuangkan penuturannya lewat pengakuan jujur bagaimana membangun sistem keuangan partai. Mau tak mau, tuntutan 'demokrasi yang salah' membuat partai berlomba mencari uang.
"Justru publik kini rindu dengan partai yang asketis, partai yang menunjukkan ciri perjuangan dan partai yang dijalankan dengan tujuan jauh dari ambisi dan kepentingan pribadi," tulis Mardani dalam penuturannya yang diterima detikcom, Selasa (8/10/2013).
Berikut penuturan dan harapan Mardani akan sebuah cita-cita yang ideal:
Membangun Sistem Keuangan Partai
Dua pekan lalu, saya banyak dikejar wartawan untuk menjawab pertanyaan, "Apakah benar PKS menerima dana dari Cagub Sulsel Ilham Arif Sirajudin dalam Pilgub yang baru lalu?" Saya jawab, "Silakan dibuka dan diusut sampai tuntas. Kalau perlu bongkar praktik ini. Karena perilaku partai yang hanya menjual perahu/kendaraan bagi calon kepala daerah yang ingin maju Pilkada sebenarnya bertentangan dengan niat awal mendirikan partai untuk berjuang.
Perilaku ini juga membuat partai masuk ke dalam lubang jebakan yang mengingkari fungsi dari partai itu sendiri sebagai wasilah bagi ajang kaderisasi. Alih-alih mendukung kader internal yang berkapasitas, yang bisa jadi tidak memiliki kekuatan finansial, menjadi dukungan bagi siapa yang membayar.
Kepala Bidang Humas PKS Mardani Alisera menuangkan penuturannya lewat pengakuan jujur bagaimana membangun sistem keuangan partai. Mau tak mau, tuntutan 'demokrasi yang salah' membuat partai berlomba mencari uang.
"Justru publik kini rindu dengan partai yang asketis, partai yang menunjukkan ciri perjuangan dan partai yang dijalankan dengan tujuan jauh dari ambisi dan kepentingan pribadi," tulis Mardani dalam penuturannya yang diterima detikcom, Selasa (8/10/2013).
Berikut penuturan dan harapan Mardani akan sebuah cita-cita yang ideal:
Membangun Sistem Keuangan Partai
Dua pekan lalu, saya banyak dikejar wartawan untuk menjawab pertanyaan, "Apakah benar PKS menerima dana dari Cagub Sulsel Ilham Arif Sirajudin dalam Pilgub yang baru lalu?" Saya jawab, "Silakan dibuka dan diusut sampai tuntas. Kalau perlu bongkar praktik ini. Karena perilaku partai yang hanya menjual perahu/kendaraan bagi calon kepala daerah yang ingin maju Pilkada sebenarnya bertentangan dengan niat awal mendirikan partai untuk berjuang.
Perilaku ini juga membuat partai masuk ke dalam lubang jebakan yang mengingkari fungsi dari partai itu sendiri sebagai wasilah bagi ajang kaderisasi. Alih-alih mendukung kader internal yang berkapasitas, yang bisa jadi tidak memiliki kekuatan finansial, menjadi dukungan bagi siapa yang membayar.
Pertanyaan
lanjutannya mungkin adalah, "Lalu dari mana partai dapat dana untuk
menggerakkan mesin politiknya?"
Pertanyaan ini penting dan wajib dijawab. Karena dari sinilah seringkali perilaku koruptip seolah mendapat pembenaran. Bahwa untuk menjalankan mesin potik itu mahal. Memobilisasi kader dan simpatisan itu perlu dana. Mengumpulkan orang perlu disiapkan makan dan transport-nya. Belum lagi segala atribut dan embel-embelnya.
Ujung akhirnya adalah pernyataan bahwa demokrasi itu mahal. Demokrasi itu ada harganya. Tapi betulkah teori ini?
Dalam pandangan saya, yang menggeluti dunia politik sebagai lanjutan dari pergerakan menghidupkan kekuatan umat, pandangan bahwa politik dan demokrasi itu mahal adalah SALAH. Nilai nilai dakwah dan pergerakan erat kaitannya dengan sentuhan hati, membangun kekuatan umat dan beramal berbasis keikhlasan.
Sesuatu menjadi mahal karena kita tidak memproduksinya, tapi kita membelinya. Pilkada, pemilu dan demokrasi menjadi MAHAL jika kita kita fokus pada membeli suara, membeli dukungan dan membeli pengaruh. Tapi semua menjadi MURAH jika kita memproduksi amal yang memesona, jika kita tulus membangun kekuatan partai berlandaskan amal khidami (pelayanan) dan kerja-kerja pemberdayaan.
Politik jadi murah jika kita dapat bersinergi dengan wajihah (lembaga-lembaga) sosial, lembaga pelayanan, lembaga pemberdayaan, lembaga pendidikan dan lembaga ekoomi umat yang selama ini telah tekun membangun umat melalui kerja-kerja prestatif; tanpa berita, tanpa tokoh dan tanpa pamrih.
Bahkan kita bisa menjalankan partai berbasis pada prinsip-prinsip dakwah yang membela kepentingan publik, kepentingan dhuafa, kepentingan bangsa diiringi dengan perilaku seorang mujahid yang sedang berjuang dalam bingkai kesederhanaan, komitmen akhlaqul karimah dan menjadi pelayan masyarakat, saya yakin dukungan masyarakat akan sangat tinggi.
Pertanyaan ini penting dan wajib dijawab. Karena dari sinilah seringkali perilaku koruptip seolah mendapat pembenaran. Bahwa untuk menjalankan mesin potik itu mahal. Memobilisasi kader dan simpatisan itu perlu dana. Mengumpulkan orang perlu disiapkan makan dan transport-nya. Belum lagi segala atribut dan embel-embelnya.
Ujung akhirnya adalah pernyataan bahwa demokrasi itu mahal. Demokrasi itu ada harganya. Tapi betulkah teori ini?
Dalam pandangan saya, yang menggeluti dunia politik sebagai lanjutan dari pergerakan menghidupkan kekuatan umat, pandangan bahwa politik dan demokrasi itu mahal adalah SALAH. Nilai nilai dakwah dan pergerakan erat kaitannya dengan sentuhan hati, membangun kekuatan umat dan beramal berbasis keikhlasan.
Sesuatu menjadi mahal karena kita tidak memproduksinya, tapi kita membelinya. Pilkada, pemilu dan demokrasi menjadi MAHAL jika kita kita fokus pada membeli suara, membeli dukungan dan membeli pengaruh. Tapi semua menjadi MURAH jika kita memproduksi amal yang memesona, jika kita tulus membangun kekuatan partai berlandaskan amal khidami (pelayanan) dan kerja-kerja pemberdayaan.
Politik jadi murah jika kita dapat bersinergi dengan wajihah (lembaga-lembaga) sosial, lembaga pelayanan, lembaga pemberdayaan, lembaga pendidikan dan lembaga ekoomi umat yang selama ini telah tekun membangun umat melalui kerja-kerja prestatif; tanpa berita, tanpa tokoh dan tanpa pamrih.
Bahkan kita bisa menjalankan partai berbasis pada prinsip-prinsip dakwah yang membela kepentingan publik, kepentingan dhuafa, kepentingan bangsa diiringi dengan perilaku seorang mujahid yang sedang berjuang dalam bingkai kesederhanaan, komitmen akhlaqul karimah dan menjadi pelayan masyarakat, saya yakin dukungan masyarakat akan sangat tinggi.
Pola hubungan
partai dengan masyarakat dan kader yang merasa satu perjuangan, satu hati, satu
rasa dan satu tujuan akan membuat partai benar-benar menjadi wadah perjuangan
bagi umat, bagi rakyat dan bagi bangsa. Jika ini terjadi maka, politik biaya
rendah, sumbangan dari publik dan kader yang tinggi diikuti dengan keterbukaan,
kejujuran pengelolaan keuangan serta ketulusan bahwa ini perjuangan bersama
niscaya akan menjadi politik dan partai politik taman yang indah bagi rumah
perjuangan kita bersama.
Bulan lalu dalam perjalanan pulang dari Yogya saya kebetulan duduk berdampingan dengan Pak Abraham Samad. Kami berdua naik kelas ekonomi. Kita bertukar salam. Ada yang mengganjal di hati saya, kenapa beliau, yang ketua KPK mau naik ekonomi. Jawabannya membuat saya tersentuh, "Dekat saja khan". Artinya pilihan kelas ekonomi ketimbang bisnis adalah pilihan kesadaran diri.
Sama seperti pilihan beberapa kepala daerah yang lebih memilih menggunakan kendaran Kijang Innova atau hidup dengan perilaku sederhana. Kisah Jokowi yang kian memesona publik memberi kesan jelas bahwa, politik bisa jadi sarana mempesona publik. Bahwa parpol mestinya bisa membuat orang menjadi bersemangat dalam menata negeri.
Bulan Mei lalu, saya ikut Latihan Gabungan TNI di Jawa Timur. Saat makan malam saya berdampingan dengan Mantan Kasad FX Sudarmin. Tahu saya dari PKS, beliau berkata, "Saya pendukung PKS sejak dulu. Tapi sejak kasus korupsi sapi saya tidak lagi jadi pendukung".
Suara pada Pak Sudarmin yang Katolik, militer dan pendukung PKS di awal menunjukkan bahwa partai Islam yang teguh dengan prinsip dan berperilaku sederhana, tulus dan prestatif tetap dipercaya oleh semua golongan.
Jadi bagaimana cara kita membangun keuangan partai? Tidak bisa dilepaskan dari cara kita membangun partai. Jika kita jalankan amanah perjuangan partai ini dengan mengikut manhaj dakwah yang tulus, beramal, bersahaja, tekun dan prestatif maka sistem keuangan partai akan didukung oleh bukan cuma kader tapi juga publik.
Justru publik kini rindu dengan partai yang asketis, partai yang menunjukkan ciri perjuangan dan partai yang dijalankan dengan tujuan jauh dari ambisi dan kepentingan pribadi. Bisakah kita laksanakan? Kata Nabi, "Ibda binafsika"! Mari kita mulai dari diri sendiri. Wallahu a' lam bishawab.
Bulan lalu dalam perjalanan pulang dari Yogya saya kebetulan duduk berdampingan dengan Pak Abraham Samad. Kami berdua naik kelas ekonomi. Kita bertukar salam. Ada yang mengganjal di hati saya, kenapa beliau, yang ketua KPK mau naik ekonomi. Jawabannya membuat saya tersentuh, "Dekat saja khan". Artinya pilihan kelas ekonomi ketimbang bisnis adalah pilihan kesadaran diri.
Sama seperti pilihan beberapa kepala daerah yang lebih memilih menggunakan kendaran Kijang Innova atau hidup dengan perilaku sederhana. Kisah Jokowi yang kian memesona publik memberi kesan jelas bahwa, politik bisa jadi sarana mempesona publik. Bahwa parpol mestinya bisa membuat orang menjadi bersemangat dalam menata negeri.
Bulan Mei lalu, saya ikut Latihan Gabungan TNI di Jawa Timur. Saat makan malam saya berdampingan dengan Mantan Kasad FX Sudarmin. Tahu saya dari PKS, beliau berkata, "Saya pendukung PKS sejak dulu. Tapi sejak kasus korupsi sapi saya tidak lagi jadi pendukung".
Suara pada Pak Sudarmin yang Katolik, militer dan pendukung PKS di awal menunjukkan bahwa partai Islam yang teguh dengan prinsip dan berperilaku sederhana, tulus dan prestatif tetap dipercaya oleh semua golongan.
Jadi bagaimana cara kita membangun keuangan partai? Tidak bisa dilepaskan dari cara kita membangun partai. Jika kita jalankan amanah perjuangan partai ini dengan mengikut manhaj dakwah yang tulus, beramal, bersahaja, tekun dan prestatif maka sistem keuangan partai akan didukung oleh bukan cuma kader tapi juga publik.
Justru publik kini rindu dengan partai yang asketis, partai yang menunjukkan ciri perjuangan dan partai yang dijalankan dengan tujuan jauh dari ambisi dan kepentingan pribadi. Bisakah kita laksanakan? Kata Nabi, "Ibda binafsika"! Mari kita mulai dari diri sendiri. Wallahu a' lam bishawab.
Setelah membaca
“pengakuan jujur” di atas, berikut beberapa “komentar tidak jujur” dari
para komentator Detik.com:
Purwono Se @info_marketsby08 Oct 2013 05:45:35 WIB
Bapak yg satu ini dari partai PKS
KELIHATANYA CUMA PANDAI OMONG KOSONG, KARENA SUDAH KEPEPET (The Power of
KEPEPET)
mibrothers @mibrothers08 Oct 2013 05:58:10 WIB
bener nih dengan cara ini politik di
jamin murah bersahaja dan cara ini juga sdh pernah berjalan di pks dari 99 s.d
sekitar 2005 ....tapi semenjak tahun itu pks sdh byk berubah.... ya mungkin
tetap ujung2nya uang mengalahkan segalanya...
Thapoey80 @thapoey8008 Oct 2013 06:00:41 WIB
hanya satu kata MATI untuk KORUPTOR,
adakah partai yg berani menghukum MATI anggotanya yg KORUP, yg ada membela mati
matian anggotanya yg KORUP dibebaskan, jangan menjadi Pasukan Korupsi Semua,
sebagai partai ISLAM mari kita tegakan HUKUM ALLAH, MATI untuk KORUPTOR, jangan
dipelintirkan ayat ayat ALLAH
Indonesiatiadatara 08 Oct 2013 06:04:52 WIB
Kalo rindu, ngapain maksa tetap
dipartai... Keluar dari partai pak... fokus aja di dakwah
komentar_aja @komentar_aja08 Oct 2013 06:05:12 WIB
Saya juga dahulu fans Partai Keadilan.
Pastinya Pemilu kali ini tdk pilih PKS. Dahulu orang takut PK akan amenjadi
seperti Taliban eh skrg malah kebablasan. Semoga anggota PKS yg berfilosofi
membeli suara dapat dibersihkan....
Hayyawan @hayyawan08 Oct 2013 06:05:19 WIB
Dulu ane pernah ikut halaqah cikal
bakal partai. Tokoh2nya sederhana. Pengajian di ruang sederhana. Pakaian
sederhana tapi bersih. Naik motor butut. Rumah sederhana. Yang keluar dari
mulut sejuk berisi dakwah dan kemaslahatab umat, persatuan. Kini tokoh partai
bermewah ga ada bedanya dgn partai lain, mobil mewah, rumah mewah, istri mewah.
Ngomong angkuh. Ga ada lagi kesejukan disana.
Fulan_abrori @fulan_abrori08 Oct 2013 06:08:37 WIB
dulu disaat saya frustasi dengan
keadaan negara dan politik ini datang PK disitu saya seperti mendapatkan
kembali gairah dan optimis mengubah negara RI untuk lebih baik lagi saya pilih
PK lalu setelah berubah nama pun menjadi PKS saya tetap pilih dan dukung,tapi
waktu berjalan berubah total 200% semakin bobrok partai ini...ini karena ulah
para Elite yg menggerogoti partai ini.dengan nafsu duniawi,klo ingin bangkit
lgi tolong PKS melenyapkan para elite2 partai ini,sudah tampak jelas kok
siapa2..
exall 08 Oct 2013 06:10:00 WIB
emang ada yg percaya? rangkai kata
indah tapi kelakuan jauh dari kata2
Theworldcouldbreatheeasier 08 Oct 2013 06:10:56 WIB
beti, beda2 tipis, apa mungkin humas
beda arah dgn pemimpinny, notabene satu geng dgn tersangka
Pokijan 08 Oct 2013 06:13:15 WIB
sumber kerusakan pks ada pada sosok
three stooges hilmi, anis, lutfi.
Langkisau20 @langkisau2008 Oct 2013 06:23:08 WIB
Seharusnya bapak dipartai bisa saling
mengingatkan....klo emng salah yah ditegur dan diperbaiki....jganlah ikut2an
politik praktis...hanya mengjar hal dunia ni yg bersifat sesaat...kecewa dot
com liat partai ni skrgg....
Papopo @papopo08 Oct 2013 06:29:05 WIB
Sampaikan hal itu kepada pimpinan PKS,
perlihatkan kepada kami realisasinya. Kami menunggu realita, bukan retorika.
cintaindonesia2012 08 Oct 2013 06:42:40 WIB
Kalau udh ketangkep KPK,ngomong Rindu
Manhaj Dakwah segala...kl ga ketangkep, rindu KORUPSI terus !!!
Galang_rambu.98 @galang_rambu.9808 Oct 2013 06:43:24 WIB
jaman sekarang sangat langka
perjuangan GRATIS...hanya orang tertentu saja..ustad pks kalo dakwah...tarifnya
berapa.?????ujung2nya tetep duit.....proposal lewat pks..potonganya GEDE
BANGET...ujung2nya duit juga....
Kamshory Mas Roy @kamshory.planetbiru08 Oct 2013 06:52:14
WIB
Pendukung pks hanya tinggal 2.
Pertama, yang masih percaya kepada pks karena keb0d0hannya. Kedua, mereka yang
tidak bisa makan selain dengan bekerja untuk pks.
Dirko @dirko08 Oct 2013 06:54:13 WIB
Itu gara2 majelis suro pks dan ketua
pks gak punya hoby,main musik,melukis,atau mancing,ya gitu akibatnya punya
uang,pengaruh,ya jadi suka cewek baru walaupun halal wong resmi poligami,tapi
kesannya jadi lain,pokoknya majelis suro,ketua partai anis matta harus di pecat,atau
kader daerah yang baik2 memberontak.
esmaila @esmaila08 Oct 2013 06:54:47 WIB
muna..... lain kata lain perbuatan.
PKS sekarang punya manhaj dakwah mendaDAK meWAH.
Noverdi Tugiyono @noverdi08 Oct 2013 06:55:45 WIB
Ya yg anda omongin ini kan yg di
lakukan para pendiri PK dulu ! lihat mereka lebih rela keluar dari partai dari
pada ikut tercemar. kalau yg skrg lihat aja gaya hidup mereka yg mewah dgn
istri yg banyak membuat partai jd sarana untuk mencukupi kebutuhan mereka. saya
dulu juga pilih pks dan menyarankan ke teman2 tp skrg jd malu.
Amanah789 08 Oct 2013 07:03:29 WIB
dulu juga saya aktifis PK (partai
keadilan)...setelah berubah jadi PKS...banyak keganjilan keganjilan dari visi
misi PK..akhirnya saya tidak terlibat lagi..firasatku benar...Partai ini
menyembunyikan bau bangkai..yang akhirnya satu per satu terbuka juga..untuk
teman teman jangan tertipu jargon mengatasnamakan islam..mereka memang pintar
memainkan komunikasi massa yang merindukan negara adil dan sehahtera...
Sigit2710 08 Oct 2013 07:04:02 WIB
Ngakunya Partai Dakwah, ujung ujung
nya Partai Korupsi Sapi... berpenampilan macam ulama, padahal maling n koruptor
Leo Beo @beo_leo08 Oct 2013 07:05:21 WIB
PKS akan sgr hilang ditelan jaman krn
ternyata bnyk pimpinannya yg tidak amanah...
Lumbanstone @asmarbun08 Oct 2013 07:15:14 WIB
Terlambat sudah...simpatisan PKS
hatinya terluka....sebaik apapun kedepannya..sudah tdk dipercaya...tinggal
kenangan dan jadi bagian sejarah kelam bangsa ini....
Kamshory Mas Roy @kamshory.planetbiru08 Oct 2013 07:19:38
WIB
Belajar dari jokowi bagaimana
mendapatkan suara 91 persen tanpa mengeluarkan dana kampanye yang berarti.
Bukan malah memusuhi jokowi. Mentang-mentang orang lain bisa membayar lebih
tinggi.
exterholic @dexterholic08 Oct 2013 07:22:04 WIB
Dakwah yg menyelisihi cara dakwah
Rasulullah ya begitu hasilnya(sesat),mau bersihkan selokan , masuk ke dlm
selokan ya kotor juga
Abu Dzar Al
Ghiffari @nurkhalizah08 Oct 2013 07:30:14
WIB
Teringat kembali masa pertama
terbentuknya PK sy termasuk simpatisan dan senantiasa menjoblos PK setiap
PEMILU tapi sejak menyeruaknya kasus para petinggi partai PKS yg berkubang dg
uang hasil \KORUPSI\ yah...dengan terpaksa sy harus meninggalkan kebiasaan sy
tuk PEMILU nanti....selamat tinggal \PKS\.
ancheloth @lancheloth08 Oct 2013 07:39:43 WIB
Dulu pernah ada partai PK yg saya
simpati dan kelihatannya bersih. Dulu saya sering mencoblos PK dengan harapan
ada perbaikan dalam pemerintahan nggak usah besar besarlah Depok dan Bogor.
Kenyataan nya tak ada perbaikan berarti. Kelihatannya partainya udah lama mati.
alrc @alrc08 Oct 2013 07:42:08 WIB
Cie... Cie... Mau nipu2 lagi ni ye.
Kasian yg ikhwan disuruh kerja rodi ama pks yg akhwat disuruh demo pulangnya
diminta sumbangan lagi.
Si Seksi @bongkara08 Oct 2013 07:45:52 WIB
Aku sama dengan mas 3madyo, kurang
gimana dirumah saya bendera PKS sama sticker2 memenuhi muka rumah...sekarang
kecewa...kecewa..kecewaaaaa... coba aja lihat saat kursi ketua kosong...betaba
terlihat semua ambisi untuk duduk si singgasana tsb...Innalillahi
wainna\apos;ilaihi rooji\apos;uun...
Jarni Fatimah @jarni.fatimah08 Oct 2013 07:47:44 WIB
Terlambat bung mardani....dulu
masyarakat sudah sangat mempercayai PKS sekarang PKS menodai kepercayaan
tersebut...dengan menjadi partai terbuka PKS sama jg dgn partai nasionalis yg
lain...kenapa tidak istiqo mah dari awalnya...sekarang begini
akhirnya...hancurrr..
Arif_sarjono @arif_sarjono08 Oct 2013 07:48:08 WIB
Hidup pks.. hidup saya.. hidup penipu..
hidup pengkhianat, saya kader pks asli loh... tapi semua kemunafikan saya beda
tipis dengan pimpinan saya. Siapa lagi yang mau jadi korban?
Dadang Setiawan @dadang.setiawan.1208 Oct 2013 07:54:48
WIB
saya sngat kecewa,sedih,marah trhdap
elit PKS yg skrang trlibat kasus hukum..sjak sya pnya hak pilih di PEMILU sya
sllu GOLPUT,ada harapan ketika PK lahir dn Berubag mjdi PKS,hak pilih sya
gunakan dng harpan inilah partai da\apos;wah,bersih,dan elegan..tapi sekrang
sprtinya pupus image itu di bnak saya,dan di 2014 spertinya saya kmbali GOLPUT
, saya rasa itu lebih baik bwt saya..!!
Tou Ghiem Ien @tou.ien08 Oct 2013 07:58:00 WIB
Pks dibesarkan oleh kader yg
sederhana,ikhlas,krn niatnya adlah dakwah..terkadang merogoh kocek sendiri utk
merangkul simpatisan..tp disitulah nikmatnya berdakwah...tp sekarang niat mrk
hanya jabatan..dan diisi oleh org2 yg gak jelas...dulu pengurus pk dikenal oleh
kader2nya tp skrang gak banyak yg tau siapa tuh lhi..dr awal pks gak ada nama
lhi di kepengurusan tp tau2 nongol jd presiden nya pks..
Abu Hafidz @abu.hafidz.180408 Oct 2013 08:01:42 WIB
sbagai anggta pks saya sangat kcewa
knapa orang2 sperti pak luthfi sampai dprcaya jd presdn pks jangan2 ada yang
ngga beres d dlm pngurs pks,sbaiknya kmblikan pks k niat awal brdirinya sbgai
prtai dakwah
Abahfath @abahfath08 Oct 2013 08:07:16 WIB
penyesalan selalu datang diakhir
acara..... sudahlah...ganti kostum saja... yang merasa masih bersih dan komit
bergabung....tunjukkan dan buktikan niat baikmu....
Wong Setep @wongsetep08 Oct 2013 08:09:56 WIB
dlu saya lumayan aktif di PKS ketika
masih di daerah, tahun 2002-2005 an....dlu bangga banget dengan PKS, ikutan
liqo\apos;,ikut masang baliho-baliho tengah malem tanpa dibayar, ikut keliling
kampanye naik motor..dll..eh stelah pindah ke jakarta liat gaya hidup petinggi
yang jauh bertolak belakang dengan kader grass root di daerah, jadi kasihan
liat kader2 di daerah yang masih bagus2 itu. si anis matta bilang tobat
nasional..elu tuh yang harus tobat nasuha
prast999 @prast99908 Oct 2013 08:14:17 WIB
harta, tahta, wanita membuat silau.
betapa dulu PKS menjadi harapan di tengah gonjang-ganjing politik yg dianggap
amoral. namun belakangan ? silakan dinilai sendiri dg jujur
MasNengah-Bolamania @masnengah-bolamania08 Oct 2013 08:22:32
WIB
Grassroot PKS harus berjuang untuk
menggusur elit2 PKS yang telah menggadaikan partai seperti AM, FH, HA dll harus
segera angkat kaki dari PKS jika PKS berkeinginan kembali ke tujuan awal.
Perusak2 itu harus disingkirkan. Bisa tidak?
Jamal Dudezk @jamaldudezk08 Oct 2013 08:22:49 WIB
ada satu jurus jitu untuk rakyat
kembali percaya PKS sampaikan ke publik semua rekening para pejabat tinggi PKS
bersihkan/pecat orang2 yg terindikasi korupsi. Bikin MOU dgn KPK untuk
menyelidiki pejabat PKS yg korupsi, Insya Allah rakyat Indonesia akan percaya
dengan niat baik PKS sebagai partai dakwah,2014 rakyat kembali pilih PKS ingat
1 tahun ini wktnya.
scorpionstar @scorpionstar08 Oct 2013 08:24:28 WIB
nasi sudah menjadi bubur,sekarang
tinggal orang2pks sendiri mau di apakan itu bubur,kalau mau jadi nasi lagi tak
mungkin,mau di buang sayang. sekarang tinggal mempertahankan bubur itu supaya
bisa di makan lagi dgn cara di panasi atau di masuk kan kulkas supaya berguna
Abd Gafur Abu
Imtiyaaz @gav08 Oct 2013 08:25:17 WIB
Bermewah-mewahan adalah hal yang
terlihat secara kasat mata untuk partai berlabel \dakwah\ ini. jauh dari kata
sederhana. Ustdas2nya pun dulu sebelum jadi anggota dewan rutin memberikan
kajian, setelah terpilih malah sibuk dengan urusan politiknya.. subhanallah..
Warto 08 Oct 2013 08:27:54 WIB
Indah sekali! tak heran jika banyak
tertipu.
Aldino Sanjaya @adirisko08 Oct 2013 08:34:05 WIB
PKS diamlah kau. Tidak akan ada lagi
rakyat yang simpati dan gak ada lagi rakyat yang percaya dengan pernyataan2
orang2 PKS.... Sampai kapanpun gua gak kan percaya dan gak kan simpati ke PKS.
PKS telah membikin malu dan menistakan agama ISLAM yang gua anut. Muak gua dengar
nama PKS apalagi ocehan2 kader dan petinggi PKS. Masih mau bicara oknum? Gua
sih lebih sreg kalau dihaous saya partai ini......
dna3 @dna308 Oct 2013 08:40:13 WIB
Ini ujian untuk kader PKS, coba
sebelum kalian bisa membersihkan negeri ini, bersihkan dulu partai kalian.
Kalau mampu silahkan buktikan, kalau tidak ya selamat tinggal
Mabdullah @mabdullah08 Oct 2013 08:45:23 WIB
bagaimanapun mahar politik yang sah
sesungguhnya telah mendorong pihak pembayar mahar untuk korupsi ketika dia
menjabat. sebab gaji seorang kepala daerah tidak akan cukup untuk mengganti
uang mahar itu. oleh karena itu, partai apapun yang meminta mahar politik yang
sesungguhnya telah menyuburkan budaya koruptif di negeri ini.
vivax @vivax08 Oct 2013 08:55:16 WIB
PKS dah ditinggalin pemilihnya,dah
bubar , yg ada pengurus2nya yg getol posting2 di FB yg isinya memutarbalikan
fakta mengatakan bahwa semua itu rekayasa untuk menjatuhkan PKS dan mengatakan
bahwa tidak terbukti pejabatnya terima duit sogokan dan korupsi
3madyo @3madyo08 Oct 2013 08:59:32 WIB
Siap siap kader PKS cari kerjaan
lain,krn PKS akan bubar,partai itu bukan utk tempat cari duit,,kalau mau cari
duit ya kerja,,biar kate jadi kuli cina,,kasian juga ni partai,lama lama bisa
tinggal kenangan
3madyo @3madyo08 Oct 2013 09:02:20 WIB
Masih ada aja kader partai sapi ini yg
bilang bahwa ini adalah konspirasi utk menjatuhkan PKS,,ga usah ada konspirasi
aja partai ini juga akan jatuh,la wong kadernya banyak yg * ,,masih juga kader
partai ini yg bilang \ini titik awal perjuangan kami \ pretttt
Tidehunter 08 Oct 2013 09:09:39 WIB
maaf mau tanya nih, ini orng kan yg
kemarin2 bilang jokowi bukan lahir dr rahim umat? kemudian dia bilang lagi
jokowi capres yg potensial kan?? maaf kalau ada salah dr pertanyaan saya. dan
kalau benar masih mau percaya dengan omongan orng ini kah?
Edhy Gatot @edhy.gatot08 Oct 2013 09:40:34 WIB
PKS itu masa lalu....,ini akibat para
pemimpin dan pengurusnya tidak amanah dan hanya mengejar duniawi saja dan
melupakan akan cita2 awal pendiriannya..., itu nampak jelas ketika azaz partai
itu diganti...dari sini nampak jelas kalau PKS itu ketakutan tidak laku
lagi...dan ahirnya mengikuti partai2 kebanyakan...lantas masih pantaskah PKS
mengaku sebagai partai dakwah....?
Warga_Tangsel @warga_tangsel08 Oct 2013 10:12:21 WIB
Surat ini senada dengan sentimen dalam
disertasi Arief Munandar tentang gap antara orang2 idealis dalam PKS (mereka
yang kiprahnya membuat PKS melejit di pemilu pertamanya, tapi terpinggirkan dan
sebagiannya malah keluar dari PKS) dan orang2 realis (mereka yang mencoba
melebarkan sayap PKS dengan cara menggenjot input dana politik, tapi terpeleset
dan menjadi sama busuk dengan partai lainnya). Saya 2x pemilu parlemen selalu
pilih PKS, tapi tahun depan tidak mau lagi. Dengan berjudi demi..
jippyman @jippyman08 Oct 2013 10:35:14 WIB
Jujur, saya, non muslim, tadinya
sempat menaruh harap kepada partai ini, walaupun agak mengarah ke gerakan
fundamentalis, saya masih menghitung lebih banyak manfaatnya agak fundie tetapi
bersih. Tetapi setelah kasus ini, sedikitpun pengharapan utk kehidupan
berbangsa yg lebih baik tak bersisa! Apalagi stlh mengikuti komentar2 Mardani
dan elit2 PKS yang berkelit dgn berbagai cara pasca kasus ini; makin hopeless dech
liat partai ini. Di bawah 0 tingkat keyakinan saya!
Armet St @armet.st08 Oct 2013 10:40:16 WIB
saya dulu fanatik PKS, saya rela
memberikan sedikit harta saya sampai fasilitas kendraan yang saya punya demi
memajukan partai dan kampanye partai, karna saya menilai ini lah partai islam
yang di naungi anak2 mudah yang betul2 dakwah untuk memperjuangkan nasip
rakyat, tapi allah telah memperlihatkan..., harta benda petinggi partai PKS,
kemudian yang hobi koleksi barang2 mahal... * .. kami di bawah berjuang cucur
keringat tidak perna berhayal untuk mendapatkan imbalan.... saya sudah
melihat..
Igorlaler @igorlaler08 Oct 2013 22:11:12 WIB
Bener2 Partai Ketiak sapi, ada aja
cara utk membodohi kadernya. Dulu begitu LHI ketangkep teriak Konspirasi
Zionis, dirasa kurang mantap Dicanangkan Tobat Nasional, eh skrg begitu semua
Petingginya pd terbuka boroknya eee.. pura2 Curhat sok idealis jd Partai
Dakwah. Bikin malu umat Islam aja
ian3373 @ian337309 Oct 2013 10:40:40 WIB
maaf pak.. memang itu cara yg ideal..
tapi masalahnya kenapa sekarang baru bicara? apa kalau tidak ada yg tertangkap
cara yg salah terus dibiarkan? bapak jadi terkesan * dan mau cuci tangan dari
kesalahan partai, padahal jabatan bapak sudah tinggi disana...
Sukma Wanto @aboeajib11 Oct 2013 13:22:05 WIB
Dulu...Firaun bisa berkuasa dengan
cara memanfaatkan sentimen beragama. Bahkan lebih dari itu dia mengaku jadi
Tuhan. Begitu pula PKS...demi kekuasaan mereka menggunakan agama untuk tujuan
politik mereka. Bahkan lebih dari itu mereka mengaku yang paling
\apos;islam\apos; dari semua orang Islam. Kini Firaun dan PKS sama-sama telah
merasakan betapa hukuman Tuhan itu sangat pedih.
Djauhari
Elbangkalany @elbangkalany15
Nov 2013 20:52:46 WIB
AKU tidak ditakdirkan jadi manusia
partai...dan aku sangat bersyukur untuk hal tersebut, paling tidak, otakku
sudah selamat dari satu hal dalam hidup ini...!
Para pendiri
Partai Keadilan (PK) pun sudah jauh2 hari angkat bicara soal Partai Keadilan
Sejahtera (PKS). [Baca: http://salafiunsri.blogspot.com/2013/02/para-pendiri-partai-keadilan-pk-angkat.html
]
Sikap yg patut dicontoh oleh para kader. [Baca: http://www.infowonogiri.co.id/2013/10/29/tak-kuat-jadi-wakil-rakyat-anggota-fraksi-pks-dprd-wonogiri-pilih-mundur/ ]
Sikap yg patut dicontoh oleh para kader. [Baca: http://www.infowonogiri.co.id/2013/10/29/tak-kuat-jadi-wakil-rakyat-anggota-fraksi-pks-dprd-wonogiri-pilih-mundur/ ]
ini pengakuan jujur dari zulkieflimansyah politisi PKS sebagai praktisi demokrasi
BalasHapus“ kami sadar betul…ketika PKS sebagai partai politik memilih demokrasi sebagai poltical system…itu kami sadar sesadar sadarnya bahwa DEMOKRASI PUNYA MEKANISME…punya INSTRUMENT yang akan MEMAKSA SETIAP PARTAI POLITIK itu BERPRILAKU SAMA “
Perhatikan ucapannya mulai menit ke 2…
https://www.youtube.com/watch?v=rl9TpVAxWDU
http://salafiunsri.blogspot.com/2013/11/pengakuan-jujur-kepala-bidang-humas-pks.html