Di antara tujuan nikah yakni saling melengkapi kekurangan pasangan,
perhatikan poin2 berikut yg dianggap "remeh" oleh sebagian orang tapi sangat penting :
- Jika Anda para lelaki biasanya waktu lajang makan dimasakin ibu atau beli di luar bagi yg ngekos, maka carilah istri yg suka masak (walau tidak mahir2 amat) agar bisa melengkapi kekurangan Anda. Jika Anda masih sering dimasakin ibu/mertua atau beli makan di luar, maka untuk poin soal makan, anda tidak jauh beda dengan ketika Anda masih lajang. Atau jangan2 mungkin Anda (suami) yg lebih suka masak di rumah daripada istri ? itu hak Anda :)
- Poin ini mirip poin no.1, jika Anda para lelaki waktu lajang malas cuci baju, nyapu, beres2 rumah, dll., maka carilah istri yg senang melakukan pekerjaan rumah tangga (walau tdk cekatan2 amat). Jangan sampai ketika Anda pulang kerja, rumah masih berantakan, kotor dan jorok, dll., sehingga Anda pun susah mencari posisi yg nyaman untuk duduk/baring (padahal rumah Anda tidak sempit2 amat). Padahal Anda berharap sepulang kerja, Anda bisa rehat/duduk sejenak bersama istri Anda sambil menikmati secangkir (atau malah lebih) teh/kopi/susu/cokelat yg sudah dibuatkan oleh istri Anda menyambut Anda.
- Untuk poin 1 & 2, bukan berarti Anda para suami cuek dan tidak mau membantu pekerjaan rumah tangga istri ya. Hanya saja, jangan sampai masak, nyuci, dll. menjadi pekerjaan rutinitas harian Anda di rumah (bukankah Anda juga harus kerja cari nafkah ?). Atau malah Anda mencari "kebahagiaan" itu dengan lebih senang makan dan jajan di luar daripada di rumah. Jika Anda para suami siap jadi "koki dan laundry" untuk istri di rumah Anda, maka itu hak Anda :)
- Jika Anda waktu lajang tinggal serumah sama orangtua, atau pun ngekos bareng teman. Maka setelah Anda nikah, jangan bebankan lagi orangtua/mertua Anda "membiayai" biaya tempat tinggal, makan, listrik, dll. Justru, seharusnya Anda lah yg membantu keperluan orangtua Anda semampu Anda. Suatu kebahagiaan tersendiri jika ayah/ibu Anda nyaman dengan masakan istri Anda, betah berlama2 di rumah Anda karena rumah Anda yg bersih, rapi, dan sehat, dst. Tentu ini bisa didapat jika Anda "keluar dari zona aman" indah rumah orangtua/mertua.
- Orangtua/mertua Anda "diam" dengan sikap Anda/istri Anda, bukan berarti mereka sudah pasti "no problem". Dan Anda mestinya tau dan bisa membaca itu. Jangan sampai setelah Anda nikah, orangtua/mertua Anda malah berkurang kebahagiaannya dan justru malah "menambah" beban pekerjaan mereka.
- Boleh percaya boleh tidak, jika pasangan suami istri sudah jarang makan bersama di rumah (apalagi sekali sehari saja sulit untuk makan bareng istri di rumah), sudah jarang tidur seranjang (malah sering pisah tempat tidur), maka alamat rumah tangga Anda sedang "bermasalah"
- Poin2 di atas bisa jadi pengalaman saya pribadi, Anda, atau mungkin pengalaman kita bersama : )
#Abaikan jika tulisan di atas tidak ada manfaat dan faedahnya bagi Anda :)
Ibnu Musthofa
perhatikan poin2 berikut yg dianggap "remeh" oleh sebagian orang tapi sangat penting :
- Jika Anda para lelaki biasanya waktu lajang makan dimasakin ibu atau beli di luar bagi yg ngekos, maka carilah istri yg suka masak (walau tidak mahir2 amat) agar bisa melengkapi kekurangan Anda. Jika Anda masih sering dimasakin ibu/mertua atau beli makan di luar, maka untuk poin soal makan, anda tidak jauh beda dengan ketika Anda masih lajang. Atau jangan2 mungkin Anda (suami) yg lebih suka masak di rumah daripada istri ? itu hak Anda :)
- Poin ini mirip poin no.1, jika Anda para lelaki waktu lajang malas cuci baju, nyapu, beres2 rumah, dll., maka carilah istri yg senang melakukan pekerjaan rumah tangga (walau tdk cekatan2 amat). Jangan sampai ketika Anda pulang kerja, rumah masih berantakan, kotor dan jorok, dll., sehingga Anda pun susah mencari posisi yg nyaman untuk duduk/baring (padahal rumah Anda tidak sempit2 amat). Padahal Anda berharap sepulang kerja, Anda bisa rehat/duduk sejenak bersama istri Anda sambil menikmati secangkir (atau malah lebih) teh/kopi/susu/cokelat yg sudah dibuatkan oleh istri Anda menyambut Anda.
- Untuk poin 1 & 2, bukan berarti Anda para suami cuek dan tidak mau membantu pekerjaan rumah tangga istri ya. Hanya saja, jangan sampai masak, nyuci, dll. menjadi pekerjaan rutinitas harian Anda di rumah (bukankah Anda juga harus kerja cari nafkah ?). Atau malah Anda mencari "kebahagiaan" itu dengan lebih senang makan dan jajan di luar daripada di rumah. Jika Anda para suami siap jadi "koki dan laundry" untuk istri di rumah Anda, maka itu hak Anda :)
- Jika Anda waktu lajang tinggal serumah sama orangtua, atau pun ngekos bareng teman. Maka setelah Anda nikah, jangan bebankan lagi orangtua/mertua Anda "membiayai" biaya tempat tinggal, makan, listrik, dll. Justru, seharusnya Anda lah yg membantu keperluan orangtua Anda semampu Anda. Suatu kebahagiaan tersendiri jika ayah/ibu Anda nyaman dengan masakan istri Anda, betah berlama2 di rumah Anda karena rumah Anda yg bersih, rapi, dan sehat, dst. Tentu ini bisa didapat jika Anda "keluar dari zona aman" indah rumah orangtua/mertua.
- Orangtua/mertua Anda "diam" dengan sikap Anda/istri Anda, bukan berarti mereka sudah pasti "no problem". Dan Anda mestinya tau dan bisa membaca itu. Jangan sampai setelah Anda nikah, orangtua/mertua Anda malah berkurang kebahagiaannya dan justru malah "menambah" beban pekerjaan mereka.
- Boleh percaya boleh tidak, jika pasangan suami istri sudah jarang makan bersama di rumah (apalagi sekali sehari saja sulit untuk makan bareng istri di rumah), sudah jarang tidur seranjang (malah sering pisah tempat tidur), maka alamat rumah tangga Anda sedang "bermasalah"
- Poin2 di atas bisa jadi pengalaman saya pribadi, Anda, atau mungkin pengalaman kita bersama : )
#Abaikan jika tulisan di atas tidak ada manfaat dan faedahnya bagi Anda :)
Ibnu Musthofa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukkan komentar anda di sini