KESHOLIHAN ORANG TUA KUNCI KESUKSESAN PENDIDIKAN ANAK [ BAG. 1/10 ]

KESHOLIHAN ORANG TUA KUNCI KESUKSESAN PENDIDIKAN ANAK

(Bagian 1/10)

••• ════ ༻💐༺ ════ •••

Anak adalah cerminan bagi orang tua sehingga anak akan meng-copy paste apa yang dilakukan oleh orang tuanya.

Anak adalah buah hati orang tuanya, sehingga anak akan mewarisi apa yang diperbuat sama orang tuanya karena buah tidak akan jauh dari pohonnya.
Betapa banyak generasi yang rusak dengan kesyirikan, maksiat, Bid’ah, dan Khurofat beralasan karena mengikuti warisan orang tua dan melestarikan budaya nenek moyang mereka.

Allah Subhanahu wa Ta’ala sendiri sudah mengkisahkan banyak cerita dalam al Qur’an ketika para Nabi dan Rasul diutus untuk mendakwahi manusia menuju cahaya Tauhid, Ibadah, Ilmu, Sunnah, dan Akhlak Mulia. Akan tetapi manusia membantah dan mengkufuri dakwah mereka dengan dalil ingin melestarikan warisan dan peninggalan orang tua – orang tua mereka.

Nabi Nuh ketika diutus oleh Allah, kaumnya berkata,

( فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا هَٰذَا إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُرِيدُ أَنْ يَتَفَضَّلَ عَلَيْكُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَأَنْزَلَ مَلَائِكَةً مَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِي آبَائِنَا الْأَوَّلِينَ )

“Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya, ‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia daripada kamu. Dan seandainya Allah menghendaki, tentu Dia mengutus malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dahulu”.
( QS. Al-Mu’minun: 24 )

Nabi Ibrahim ketika Allah mengutusnya, kaumnya mengatakan,

( وَلَقَدْ آتَيْنَا إِبْرَاهِيمَ رُشْدَهُ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا بِهِ عَالِمِينَ ۞ إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَٰذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ )

“Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah Kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan Kami telah mengetahui dia. (Ingatlah), ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun menyembahnya?”

Mereka menjawab,

( قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءَنَا لَهَا عَابِدِينَ )

“Kami mendapati nenek moyang kami menyembahnya.”
( QS. Al-Anbiya: 51 – 53 )

Nabi Musa ketika diutus oleh Allah, kaumnya mengatakan,

( قَالَ مُوسَىٰ أَتَقُولُونَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَكُمْ ۖ أَسِحْرٌ هَٰذَا وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُونَ * قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ )

Musa berkata, “Pantaskah kamu mengatakan terhadap kebenaran ketika ia datang kepadamu, ‘sihirkah ini?’ Padahal para pesihir itu tidaklah mendapat kemenangan.” Mereka berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa (kepercayaan) yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya (menyembah berhala), dan agar kamu berdua mempunyai kekuasaan di bumi (negeri Mesir)? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua.”
( QS. Yunus: 77 – 78 )

– Bersambung in syaa Allah –

••• ════ ༻💐༺ ════ •••

ℳـ₰✍
✿❁࿐❁✿
@abinyasalma

ℳـ₰✍
✿❁࿐❁✿
@alwasathiyah
__________________

https://alwasathiyah.com/2019/11/17/kesholihan-orang-tua-kunci-kesuksesan-pendidikan-anak-bag-1-10/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukkan komentar anda di sini

RECENT POSTS

RECENT COMMENTS