PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER SANTRI SELAMA LIBURAN

Bismillah. Liburan semester ganjil Tahun Ajaran 2021/2022 akan segera tiba. Para santri/peserta didik begitu bergembira, seakan-akan tidak sabar ingin liburan berkumpul kembali dengan keluarganya. Silakan saja santri menikmati liburan bersama keluarganya setelah waktunya tiba.

Akan tetapi, jangan sampai hari-hari santri selama liburan benar-benar terkuras dihabiskan hanya untuk bermain game, jalan-jalan, internetan, menonton TV, dst. Padahal, liburan tidaklah menghalangi santri untuk menerapkan nilai-nilai positif pendidikan berkarakter islam yang didapatkan selama santri berada di pondok/sekolah. Justru momen liburan inilah momen terbaik santri untuk berbakti kepada orang tua (birrul walidain), membantu meringankan pekerjaan orang tua, menunjukkan akhlak yang mulia di tengah-tengah keluarga, dan menjadi teladan dalam berkata dan berperilaku bagi tetangga sekitar. Jangan sampai selama liburan, justru santri menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang sia-sia, tidak mau membantu orang tua, membuat jengkel/marah orang tua, dan melupakan nilai-nilai positif yang telah membudaya ketika santri/peserta didik berada di pondok/sekolah.

Oleh karena itu, kami akan membagikan kepada pembaca program liburan santri yaitu Program Penguatan Pendidikan Karakter Santri Selama Liburan (dari program liburan Salafiyah Ulya/Setingkat SMA Ma'had Zaadul Ma'ad, tempat kami bertugas) yang bisa didownload secara gratis. 

Di antara keunikan program ini, menurut kami, selain penguatan aspek ibadah dan keilmuan/prestasi akademik yang memang sudah dibudayakan di pondok, ada indikator unik (pada hakikatnya memang mendasar, karena dapat meningkatkan kedekatan batin/kasih sayang antara orang tua dan anak) pada aspek membantu orang tua/pekerjaan rumah yaitu peserta didik/santri diharuskan memijit orang tua setelah letih bekerja/sedang sakit atas inisiatif sendiri dan membantu memasak (khusus putri). Dengan menguatkan aspek ini secara tidak langsung anak telah disiapkan untuk secara sadar merasa benar-benar punya tanggung jawab terhadap orang tua, yang harus dijaga dan dirawat, bahkan dengan kontak fisik langsung seperti memijit orang tua dengan senang hati. Jangan sampai setelah orang tua meninggal, si anak pun masih tidak mau atau canggung memandikan jenazah orang tuanya sendiri karena tidak terbiasa menyentuh/memijit badan orang tua di masa hidupnya, sehingga ibadah mulia ini pun diserahkan kepada orang lain (yg sebagian belum begitu paham cara memandikan jenazah sesuai sunnah). Begitu juga aspek membantu memasak (khusus putri), kelihatannya sepele tapi sangat penting untuk si anak ke depannya. Ibu telah membiasakan si anak untuk terampil memasak agar kelak ketika orang tua sedang lama tidak di rumah (misalkan menunaikan ibadah haji) maka si anaklah yang akan menggantikan perannya dalam memasak untuk saudara-saudaranya, terlebih lagi jika si anak sudah memasuki kehidupan rumah tangga maka keterampilan ini lebih dibutuhkan lagi. 

Berikut link downloadnya:  

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1uXvimTpy_U7hV8x4uQ1vy43QtG6libFE/edit?usp=sharing&ouid=115009779752571612209&rtpof=true&sd=true (untuk putra)

https://docs.google.com/spreadsheets/d/1LGzbzgeN1GedfhSOoVNeUPhlSoZwjwIH/edit?usp=sharing&ouid=115009779752571612209&rtpof=true&sd=true (untuk putri)


Mudah-mudahan bermanfaat bagi para pendidik sebagai inspirasi atau bahan perbandingan dalam membuat program peserta didik selama liburan dan bagi orang tua/wali dan peserta didik/santri sebagai pengingat dan pemotivasi agar memanfaatkan liburan sebaik mungkin. Silakan saja berlibur tapi jangan lupa tetap menerapkan nilai-nilai positif dari pendidikan karakter yang telah membudaya di pondok/sekolah. Karena beribadah, belajar, dan berbuat baik tentu saja bisa dilakukan kapan dan di mana saja, bukan hanya di lingkungan masjid atau pondok/sekolah.

Ibnu Musthofa     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukkan komentar anda di sini

RECENT POSTS

RECENT COMMENTS