KEPEMIMPINAN STRATEGIS DALAM ORGANISASI

 KEPEMIMPINAN STRATEGIS DALAM ORGANISASI

MATA KULIAH:
LEADERSHIP DAN KEORGANISASIAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM




Dosen:
Prof. Drs. M. Sirozi, M.A., Ph.D.
Dr. Saiful Annur, M.Pd.


Oleh:
Robin Andespa
NIM: 1802012013


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
2019



PENDAHULUAN

            Pada akhir-akhir ini, perkembangan semakin kompetitif dan mudah terombang-ambingnya berbagai organisasi oleh arus perubahan. Pada masa stabil/mapan seperti pertengahan Abad 20 dan sebelumnya, dengan adanya administrasi serta manajemen yang baik setiap organisasi bisa bertahan hidup. Namun pada masa yang intensitas dan frekuensi perubahan yang sangat tinggi seperti pada Abad 21 ini di samping manajemen yang baik juga diperlukan kapasitas dan kualifikasi kepemimpinan yang handal. Stephen Covey seorang "guru" di bidang manajemen menyatakan bahwa pemimpin yang berhasil di abad 21 adalah yang mempunyai visi, keberanian serta kerendahan hati untuk terus menerus belajar dan mengasah kecakapan dan emosinya serta mampu menjadi agen perubahan (Agent Of Change).(Badan Pendidikan dan Pelatihan, 2016).
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan. Suatu ungkapan yang mulia mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pemimpin dalam organisasi pada posisi yang terpenting, sehingga diperlukan adanya strategi-strategi dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan Strategis meliputi kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, dan mempertahankan fleksibilitas, memberi kuasa kepada orang-orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang perlu. Strategi ini mempunyai efek penting terhadap upaya organisasi untuk mendapatkan daya saing strategis dan memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Kepemimpinan strategis efektif diperlukan untuk merumuskan dan menerapkan strategi dengan sukses.
Oleh karena itu, topik mengenai kepemimpinan strategis dalam organisasi menjadi begitu penting untuk dibahas pada masa sekarang ini


PEMBAHASAN

A. Hakikat Strategi
            Dalam kegiatan sehari-hari masalah strategi merupakan masalah yang sangat urgen, yang akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, setelah dijabarkan tujuan yang hendak dicapai. Hal demikian terjadi dalam setiap organisasi atau lembaga, dimana tidak terlepas dari penetapan strategi, yang berbeda hanyalah apakah strategi itu tepat, berjalan dengan baik, efisien, dan efektif atau memenuhi semua unsur yang perlu diperhatikan dalam hal penerapannya.
Cravens (2001:6) strategi adalah rencana yang disatukan dan terintegrasi, menghubungkan keunggulan strategi organisasi dan dicapai  melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi dimulai dengan konsep menggunakan sumber daya organisasi secara efektif dalam lingkungan yang berubah-ubah.
Kotler (2004:31) mengemukakan bahwa strategi adalah penempatan misi suatu organisasi, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat sehingga tujuan dan sasaran utama dari organisasi akan tercapai.
Aliminsyah dan Pandji (2004:81) mengartikan bahwa strategi adalah wujud rencana yang terarah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal ini strategi dalam setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Jadi organisasi tidak hanya memilih kombinasi yang terbaik, tetapi juga harus mengkoordinir berbagai macam elemen untuk melaksanakan kegiatannya secara efisien dan efektif. Dengan adanya strategi, maka suatu organisasi akan dapat memperoleh kedudukan atau posisi yang kuat dalam wilayah kerjanya. Hal ini disebabkan karena organisasi tersebut mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik dalam melakukan pendekatan bagi pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam wilayah kerja yang dilayaninya.
Dengan demikian strategi adalah sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir dari suatu organisasi, namun strategi bukanlah sekedar suatu rencana, melainkan adalah rencana yang menyatukan. Strategi mengikat semua bagian yang ada dalam organisasi menjadi satu, sehingga strategi meliputi semua aspek penting dalam suatu organisasi, strategi itu terpadu dari semua bagian rencana yang harus serasi satu sama lain dan berkesesuaian. Oleh karena itu penentuan strategi membutuhkan tingkatan komitmen dari suatu organisasi, dimana tim organisasi tersebut bertanggung jawab dalam memajukan strategi yang mengacu pada hasil atau tujuan akhir.
Tujuan penerapan strategi dalam suatu organisasi atau instansi adalah sebagai sarana untuk mencapai hasil akhir dengan merumuskan kebijakan dan teknik tertentu untuk mencapai sasaran tersebut dan memastikan implementasinya secara tepat.

B. Pengertian Kepemimpinan
            Berikut ini akan dikutipkan beberapa pengertian-pengertian tentang pemimpin, yaitu:
  1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses  komunikasi, ke arah satu atau beberapa tujuan tertentu (TANNENBAUM, Weschler dan Nassarik, 1961 halaman 24).
  2. Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (Shared Goal) (Hemhiel and Coons, 1957 halaman 7).
  3. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasikan ke arah pencapaian tujuan (Rauch and Behling, 1984 halaman 46).
  4. Kepemimpinan adalah suatu seni (art) kesanggupan (ability) atau teknik untuk membuat sekelompok orang-orang mengikuti atau mentaati segala apa yang dikehendakinya dan membuat mereka antusias mengikutinya.
  5. Kepemimpinan adalah sebuah proses memberi arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran (Jacobs and Jacques, 1990 halaman 281).
Dengan demikian, Kepemimpinan akan berjalan secara efektif dan efisien apabila dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Menurut Hamhiel dan Coons, pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, tanpa mengindahkan bentuk alasannya. Menurut Panji Anoraga yang disebut pemimpin adalah seseorang yang aktif dalam membuat terlaksana, bertugas sebagai koordinator, mengusahakan dan melaksanakan suatu kerja untuk mencapai tujuan bersama (Panji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, halaman 23).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pemimpin pada dasarnya adalah seseorang yang mampu memberdayakan sumber daya manusia dan sumber daya lain dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

C. Kepemimpinan Strategis 
Kepemimpinan strategis adalah kemampuan untuk mengantisipasi melihat kedepan, mempertahankan fleksibilitas dan memperdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan strategi yang diperlukan. Pada hakikatnya kepemimpinan strategi itu multifungsional, melibatkan pengelolaan melalui orang-orang, mengelola seluruh perusahaan dan meniru perubahan yang kelihatannya akan meningkatkan lingkungan persaingan saat ini. Karena kompleksitas dan hakikat global dari lingkungan ini, para pemimpin strategi harus belajar bagaimana caranya mempengaruhi perilaku manusia dengan efektif dalam lingkungan yang tidak pasti. Melalui kata-kata atau contoh pribadi, dan melalui kemampuannya untuk melihat masa depan, para pemimpin strategis yang efektif mempengaruhi perilaku, pikiran, dan perasaan orang-orang yang bekerja dengannya secara bermakna (Ireland: 2002).
Kepemimpinan strategis adalah penting untuk kemampuan organisasi untuk beradaptasi, evolusi, dan menang di tengah gangguan bergolak. Kepemimpinan strategis sebagai kemampuan orang untuk mengantisipasi, membayangkan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk memulai perubahan yang akan menciptakan masa depan yang baik bagi organisasi. Ini adalah proses memberikan arah dan inspirasi yang diperlukan untuk membuat dan melaksanakan sebuah perusahaan visi, misi, dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin strategis adalah tanggung jawab untuk kinerja jangka pendek, serta untuk menciptakan kondisi yang akan menjamin organisasi saing dalam jangka panjang organisasi. Oleh karena itu, pemimpin strategis yang efektif harus mampu (Robert, 2010):
  1. Mengantisipasi dan peramalan kejadian dalam lingkungan eksternal daripada memiliki potensi untuk mempengaruhi kinerja bisnis mereka mengamati dari ancaman, kelenmahan, kekuatan dan opportunity yang tejadi dilingkungan
  2. Mencari dan mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membangun kompetensi inti dan memilih pasar yang tepat di mana untuk bersaing
  3. Mengevaluasi implementasi strategi dan hasil sistematis, dan membuat penyesuaian-penyesuaian strategis
  4. Membangun sebuah tim yang sangat efektif, efisien, dan termotivasi karyawan
  5. Memilih, mengembangkan, dan pendampingan tim berbakat pemimpin tertinggi
  6. Menentukan tujuan dan prioritas yang tepat
  7. Terus menerus mencarai peluang yang terjadi di lingkungan untuk mencapai keunggulan kompetitif organisasi.
Beberapa akan berpendapat bahwa ada banyak yang harus dipelajari dari kegagalan CEO dan kita perlu berbagi pelajaran mereka sehingga orang lain tidak membuat kesalahan yang sama. "Kegagalan" dalam literatur ilmiah yang ada sebagian besar terbatas pada ukuran kuantitatif tentang kinerja yang buruk dari tindakan pemimpin. Banyak contoh bahwa kegagalan utama dalam kepemimpinan strategis adalah adanya penyimpangan etika dan moral pemimpin. Akan tetapi tidak akan terjadi apabila pemimpin memiliki integritas yang baik dengan bersikap jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakannya. Integritas kredibilitas akan menentukan reputasi pemimpin strategis.
Inti dari kepemimpinan strategis adalah mengelola sumberdaya manusia dan modal sosial (Hitt & Ireland, 2002). Tugas paling penting bagi para pemimpin strategis pada dasarnya adalah mengelola portofolio organisasi dari berbagai sumberdaya perusahaan. Pemimpin strategis mengelolanya berdasarkan kemampuan, penataan organisasi untuk mendayagunakan kemampuan, dan mengembangkan serta menerapkan strategi untuk meningkatkan sumberdaya dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif.
Kepemimpinan strategik akan diliat dari dua dimensi utama yaitu kemampuan dalam mengembangkan sumberdaya manusia dan sumberdaya sosial (Hitt & Ireland, 2002). Keduanya disinyalir bisa menjadi indikator dalam mengukur keberhasilan penerapan kepemimpinan strategik. Mahdi & Almsafir (2014) menyatakan bahwa pemimpin strategis akan fokus untuk mengembangkan sumberdaya manusia dan sumberdaya sosial yang dimiliki.
Sumberdaya manusia mengacu pada pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seluruh tenaga kerja dalam perusahaan (Hitt et al, 2010:388). Fokus pada sumberdaya manusia sebagai bagian dari modal intelektual meruppakan hal penting. Sumberdaya manusia (modal manusia) dalam sebuah organisasi adalah pengetahuan yang dikuasai oleh individu di perusahaan tersebut. Sumberdaya manusia secara konvensional, dibedakan menjadi tiga jenis yaitu: modal manusia yang generik (umum), modal manusia yang khas dalam organisasi, modal manusia-berdasarkan tugas tertentu.
Sedangkan pengertian modal sosial adalah komponen modal intelektual sama seperti modal manusia, yagn bisa memberikan kontribusi pada pengembangan sumberdaya manusia. Definisikan modal sosial melekat dalam ketajaman persepsi sosial dari seorang individu serta struktur hubungan sosial mereka. Modal sosial juga meliputi hubungan di dalam dan di luar organisasi yang membantu organisasi dalam mencapai sasaran serta mampu menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham (Hitt & Irlandia, 2002). Pemimpin strategis harus memiliki unsur modal sosial baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan.
Indikator seorang pemimpin yang memiliki karakteristik kepemimpinan strategis, berdasarkan konsep yang sudah dijelaskan di atas, terbagi ke dalam 6 kategori besar yang sekaligus disertakan item yang bisa digunakan untuk mengukur indikator tersebut (Prasetio, 2014: 6-7) :
a. Pemimpin strategik memiliki visi
§  Mampu membuat dan mengarahkan perbedaan
§  Merancang dan mengkomunikasikan visi
§  Menerapkan eos positif dalam mencapai visi
§  Berpikir dan menyusun perencanaan strategis
b. Pemimpin strategik memiliki kemandirian dalam memimpin
§  Menunjukkan sifat kepemimpinan mandiri
§  Memperbaiki praktek kepemimpinannya
§  Berani mengambil risiko
§  Memiliki daya tahan dalam menghadapi masalah
§  Menentang segala bentuk pelanggaran dan diskriminasi
c. Pemimpin strategik memiliki kemampuan memotivasi dan menginspirasi orang lain
§  Menginspirasi orang lain melalui tindakan yang dilakukan
§  Menghargai kontribusi orang lain
§  Mendorong terbentuknya budaya berprestai dan belajar
d. Pemimpin strategik memiliki kemampuan untuk memberdayakan tim dan orang lain
§  Mendorong orang lain agar bersikap sebagai pemimpin untuk bagian masing-masing
§  Mendorong terbentuknya budaya manajemen pengetahuan
§  Memberik kebebasan profesional dalam menjalankan pekerjaan
§  Melibatkan orang dalam pengembangan dan perbaikan perusahaan
e. Pemimpin strategik memiliki kemampuan untuk bisa mempengaruhi orang lain sekaligus menjalin kolaborasi
§  Memimpin langkah kemitraan
§  Mempengaruhi orang
§  Memahami dan menghargai sudut pandang orang lain
f. Pemimpin strategik memiliki kreativitas dan semangat inovasi
§  Senantiasa melihat peluang untuk melakukan sesuatu yang berbeda
§  Mendorong adanya inovasi dan kreativitas
§  Memimpin dan mengarahkan perubahan


PENUTUP

            Kepemimpinan Strategis meliputi kemampuan mengantisipasi, memiliki visi, dan mempertahankan fleksibilitas, memberi kuasa kepada orang-orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang perlu. Strategi ini mempunyai efek penting terhadap upaya organisasi untuk mendapatkan daya saing strategis dan memperoleh keuntungan di atas rata-rata. Kepemimpinan strategis efektif diperlukan untuk merumuskan dan menerapkan strategi dengan sukses.
Inti dari kepemimpinan strategis adalah mengelola sumberdaya manusia dan modal sosial. Pemimpin strategis mengelolanya berdasarkan kemampuan, penataan organisasi untuk mendayagunakan kemampuan, dan mengembangkan serta menerapkan strategi untuk meningkatkan sumberdaya dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif.
Kegagalan utama dalam kepemimpinan strategis adalah adanya penyimpangan etika dan moral pemimpin. Akan tetapi tidak akan terjadi apabila pemimpin memiliki integritas yang baik dengan bersikap jujur dan bertanggung jawab atas segala tindakannya. Integritas kredibilitas akan menentukan reputasi pemimpin strategis.


DAFTAR PUSTAKA

Aliminsyah & Pandji. 2004. Kamus Istilah Manajemen. Bandung: CV. Yrama Widya.
Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta
Badan Pendidikan dan Pelatihan. 2016. Keputusan Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Nomor: Kep/56/II/2016 tentang Bahan Pembelajaran Kepemimpinan Strategik. Jakarta: Kementerian Pertahanan RI.
Cravens David. 2001. Pemasaran Strategis. Jakarta : Erlangga
Hitt, M.A., Ireland, R.D., & Hoskisson, R.E. 2010. Concepts, Strategic Management: Competitiveness and Globalization, 9th Edition. Mason:South-Western Cengage Learning.
Prasetio, Arif Partono. 2014. Kajian Teori Kepemimpinan Strategik. Bandung: UPI Program Doktor Ilmu Manajemen.
Robert N. Lussier and Christopher F. Achua. 2010. Leadership: Theory, Application, and Skill Development, 4th Edition. Mason, Ohio: SouthWestern Cengage Learning.

6 komentar:

  1. Kepemimpinan startegis itu kapan diperlukan? Apakah dalam kondisi organisasi stabil. Atau ketika organisasi menghadapi situasi tertentu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kepemimpinan strategis diperlukan pada saat kondisi apapun. lebih-lebih pada saat organisasi tdk stabil, maka pemimpin harus bisa menunjukkan karakteristik kepemimpinan strategis, diantaranya memiliki daya tahan dlm menghadapi masalah/ketidak stabilan organisasi, kemampuan memotivasi dan menginspirasi, berani mengambil keputusan yg berisiko di saat sulit, dst. sehingga para bawahan (baca: mitra kerjanya) tetap punya mental yg stabil, tdk mudah menyerah, dan mampu bekerja di bawah tekanan. Adapun di saat kondisi organisasi sedang "stabil", bukan berarti kepemimpinan strategis tdk dibutuhkan, tetapi justru pemimpin dituntut utk mampu berkreasi dan semangat berinovasi, berpikir dan menyusun perencanaan yg lebih strategis dan visioner, dst. karena ketika organisasi merasa "nyaman" di zonanya, maka sebenarnya tanpa disadari "kompetitor" bergerak sedikit lebih maju, dan jika kondisi ini terus dibiarkan maka organisasi akan stagnan, dan bukan tdk mungkin lama-kelamaan akan "collap", betapa banyak organisasi/perusahaan (bahkan kaliber internasional) yg seperti ini kalau kita mau ambil contoh.

      Hapus
  2. Leaders not only know where they’re going; they also take people with them

    Kenapa organisasi harus ada kepemimpinan strategik ? Bagaimana dengan lembaga pendidikan ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu harus ada, karena kepemimpinan strategis sangat menentukan arah dan jalannya suatu organisasi, apakah akan terus maju, kreatif, dan inovatif, atau tetap stagnan, atau bahkan collap.
      Adapun lembaga pendidikan juga termasuk organisasi yg harus ada kepemimpinan strategis didalamnya, bahkan perannya lebih vital lagi, karena fokus manajemennya pada ta'dib dan ta'lim manusianya, bagaimana mendidik dan mengajarkan manusia menjadi mnusia yg mampu memanfaatkan semaksimal mungkin pikiran, sumber daya, dan potensi yg ada pada diri dan lingkungannya sehingga menjadi manusia yg cerdas dlm hal spiritual dan akademik, bermartabat, dan berakhlak mulia, berguna bagi dirinya, masyarakat, dan agamanya.

      Hapus
  3. Apa pendapat anda jika pemimpin memiliki gagasan yg jauh kdepan, tapi yang dipimpin blum siap untuk itu,
    Pada akhirnya tidak bisa dijalankan, apa yg harus diperbaiki?

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya tahap awal yg harus dilakukan pemimpin (apalagi terbilang baru) yakni mencari dan menganalisis akar permasalahan yg ada, untuk nanti diselesaikan secara bijak sesuai karakteristik pemimpin strategis dan tentu melibatkan orang-orang yg ada didalam organisasi tsb. Strategi perbaikan yg akan dilakukan pemimpin sangat bergantung dg akar permasalahnnya. Jika kekurangan sumber daya manusia yg mumpuni/ahli di bidangnya, maka memang mereka harus dipersiapakn utk siap menghadapi perubahan terutama di era digital ini, sering mengadakan diklat tentang ini, bahkan kalau perlu merekrut orang baru yg memang paham betul tentang gagasan yg akan diusung. jika yg menjadi masalah adalah gaji yg kurang shg motivasi mitra kerja menjadi kurang, maka perlu diperhatikan masalah ini, dst. Intinya harus dicari dulu akar masalahnya, dianalisis, untuk nanti dicarikan solusi bersama.

      Hapus

Silahkan masukkan komentar anda di sini

RECENT POSTS

RECENT COMMENTS