Sesi
tanya jawab dari kajian dengan tema “Cara Beragama yang Mudah dan Selamat” yang
disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, MA.
Menasehati
pemimpin dengan nasehat yang baik dan cara yang bijak adalah ibadah yang sangat
mulia. Bahkan ketika Nabi ditanya jihad apa yang paling utama? Beliau menjawab:
كلمة حق عند سلطان جائر
“Kalimat
kebenaran di sisi pemimpin yang dzalim“. (HR. Nasai, Ibnu Majah dan dishahihkan
al Albani dalam Ash Shahihah: 491)
Banyak
orang salah paham tentang hadits ini dan menjadikannya dalil bolehnya
membeberkan aib pemimpin di media umum. Ini tidak benar. Hadits ini
menganjurkan untuk menasehati pemimpin tapi di hadapannya secara langsung.
Perhatikanlah lafadz عند سلطان (di sisi pemimpin).
Oleh
karenanya Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk mendatangi Firaun
secara langsung dan menasehatinya dg lembut. (QS. Thoha: 43-44).
Adapun kita menyebut kejelekan pemimpin di forum umum
seperti facebook, mimbar umum dll yang jauh dari pemimpin maka ini bukanlah
nasehat karena yang dinasehati aja belum tentu membaca atau mengetahuinya
bahkan ini bisa memprovokasi rakyat untuk benci pada pemimpin sehingga
menimbulkan kerusakan dan pembrontakan (lihat Syarh Arbain Nawawiyah hal. 121
oleh Ibnu Utsaimin).
Anehnya,
banyak para pengkritik pemimpin dari jarak jauh tadi jika berhadapan langsung
dengan pemimpin mereka justru menjadi manusia pengecut. Hal seperti ini dinilai
oleh ulama salaf dahulu sebagai suatu kemunafikan sebagamana kata Ibnu Umar
dalam riwayat Al Bukhori (7178).
Jadi
menasehati langsung di hadapan pemimpin dengan cara yang bijak adalah kemulian
dan keberanian. Adapun mengungkap aib dari kejauhan dan di media umum adalah
penghinaan dan kemunafikan.
Marilah kita mendoakan kebaikan untuk peminpin kita agar dibimbing oleh Allah kepada jalan yang benar sesuai ajaran Islam.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=wX1lmSh5qs0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukkan komentar anda di sini