FENOMENA KUBURAN PADA HARI INI.. RENUNGKANLAH !!

moslem (pemuja kubur): orang2 nasrani sangat bodoh ya, mereka tdk menggunakan akal sehat mereka, mereka menyembah2 & berdoa kpd yesus, padahal yesus kan manusia, bahkan sdh mati. mustahil bisa mendengar apalagi mengabulkan doa !!

nasrani: Kenapa kalian menuduh kami MENYEMBAH YESUS, PADAHAL kami hanya menjadikan Yesus sbg PERANTARA SAJA, agar DOA/HAJAT kami sampai kpd ALLAH/BAPA'. Lalu apa bedanya dg kalian yg menjadikan orang mati/kuburan sbg PERANTARA agar doa/hajat kalian sampai kpd Allah?? Mereka kan manusia juga, sudah mati lagi ??!!

moslem (pemuja kubur): ?????????????????????? (BINGUNG 1000 Keliling, karena mereka sendiri BERTAWASSUL kpd orang mati/kuburan agar DOA/HAJAT mereka sampai kpd ALLAH).
____________________________________________

Musibah yg sangat menyedihkan bg kaum muslimin pd hari ini, betapa tdk, sebagian kaum muslimin di suatu tempat, berbondong2 ke kuburan utk bertawassul kpd orang mati/kuburan yg mereka anggap "keramat" agar doa/hajat mereka sampai kpd ALLAH.

Sebagian tempat pd hari ini sdh berbalik keadaannya, asalnya yg kita tahu kuburan itu sepi yakni tujuan orang berziarah hanya utk mengingat mati dan mendoakan (bukan minta didoakan) orang mati. Itu pun tdk setiap hari ziarahnya.

sekarang di sebagian tempat pd hari ini, kuburan sangat ramai dikunjungi (kayak tempat wisata saja), bahkan setiap hari kuburan "keramat" selalu ramai pengunjung. apalagi pd momen2 tertentu seperti mau ujian nasional, mau nikah, ketika bencana melanda, dst. Apa yg mereka lakukan ?? Ya itu tadi, sebgaimana kritik nasrani di atas, "menjadikan orang mati/kuburan sbg PERANTARA agar doa/hajat mereka sampai kpd Allah". wallahul musta'an.

Ucapan, "sepi bangeet, kayak di kuburan aja". Barangkali sdh kurang relevan lagi pd hari ini.


Mari kita sama-sama berpikir lagi lewat dialog berikut:

Masih Suka Ngalap Berkah N Minta-minta Tolong sama dikuburan...??

[ Contohnya : Ziarah ke Kuburan Wali Songo/orang yg "dianggap" sholeh ]

Simulasi-nya :  

A: Mas, mas ke kuburan tujuannya apa ?

B: Saya mau mendo'akan si mayit

A: Oh, kalau gitu kenapa mas memilih mayit orang shalih ? Kalau memang mau mendo'akan, kenapa mas ga mendo'akan mayit seorang pencuri atau pembunuh umpamanya?

B: Eng.... Eng.....

Besoknya datang lagi :  

A: Eh mas, kok kesini lagi ?

B : Kali ini saya mau berdo'a untuk diri saya sendiri  

A: Oh, bukankah berdo'a dimana saja bisa, kenapa harus kesini ?

B: Eng... eng...

Masih bandel, lusanya datang lagi :

A: Loh mas, kemarin ada yang ketinggalan kah, kok balik lagi ?

B: Eng... saya sebenarnya MO MINTA mayit ini jadi "PERANTARA" do'a saya agar dikabulkan oleh Allah  

A: Kenapa "ga langsung" meminta kepada Allah ? Kenapa "harus lewat perantara" segala ? Apakah pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam meminta kepada Allah lewat kuburan/mayit para nabi ?

Rosulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda : “Jika kamu meminta maka mintalah kepada Allah dan jika kamu meminta tolong maka minta tolonglah kepada Allah.” ( HR. Al-Imam Tirmidzi no. 2440 dari shahabat Ibnu ‘Abbas ).  

B: eng... eng...

Semoga dari simulasi ini, tidak ada lagi yang mencari-cari alasan pergi ziarah kubur semata-mata ingin mendo'akan si penghuni kubur, karena fenomena yang terjadi di negeri ini, mereka-mereka yang datang untuk ziarah kubur tujuannya kebanyakan meminta-minta di kuburan lewat mayit, iya atau iya ?

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=433811103342142&set=a.302392006484053.77854.297399790316608&type=3&src=https%3A%2F%2Fm.ak.fbcdn.net%2Fsphotos-c.ak%2Fhphotos-ak-ash3%2F561969_433811103342142_1852970526_n.jpg&size=300%2C240


Berikut kami bagikan artikel tentang ziarah kubur, semoga bermanfaat.

Kemusyrikan dan Ziarah Kubur

Menziarahi kubur orang Islam itu disyari'atkan bahkan disunnahkan. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasalam menziarahi kuburan di Baqi' (kuburan kaum muslimin di Madinah), dan demikian pula kuburan para syuhada' perang Uhud. Nabi Nabi shallallahu 'alaihi wasalam berkata:

artinya:"Semoga keselamatan (dilimpakan) atas kalian wahai penghuni kubur dari orang-orang Mukmin dan Muslim, sedangkan kami insya Allah akan menyusul kalian, kami mohon kepada Allah (semoga) untuk kami dan kalian (diberi) afiat. " (Hadits dikeluarkan oleh Muslim 975 dari Buraidah).

Pada mulanya dulu Nabi shallallahu 'alaihi wasalam melarang ziarah kubur, kemudian beliau membolehkannya dengan sabdanya:

artinya: "Dahulu saya telah melarang kalian ziarah kubur, maka (kini) ziarahlah kalian padanya karena sesungguhnya itu mengingatkan kematian." (HR Muslim 977, At-Tirmidzi 1054, At-Thayalisi 807, Ibnu Hibban 3168, Al-Hakim 12/375, Abu Daud 3235, dan Ahmad 5/359).

Dan dalam riwayat yang lain:

artinya:"...maka (kini) ziarahlah kalian padanya karena sesungguhnya (ziarah kubur) itu menzuhudkan (menjauhkan diri dari kecintaan) terhadap dunia dan mengingatkan akhirat." (HR Ibnu Majah dalam sunannya, nomor 1571).

Hadits-hadits tentang ziarah kubur itu diriwayatkan dalam kitab Shahihain —Al-Bukhari dan Muslim—, Sunan At-Tirmidzi dan lainnya. Kese-luruhan hadits-hadits tersebut ada di kitab Misykatul Mashabih 1/154.

Ziarah kubur itu ada dua macam: Syar'iyah (di-syari'atkan) dan syirkiyah (termasuk kemusyrikan).

Ziarah kubur yang Syar'iyah

Ziarah kubur yang disyari'atkan dalam Islam adalah berziarah ke kubur Muslimin, dan mengucapkan salam atas mereka, mendo'akan untuk mereka agar diberi ampunan dan maghfirah, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits. Dan hendaklah kamu mengambil pelajaran (i'tibar) dengan keadaan mereka dahulunya bahwa mereka dulu begini dan begitu, mereka adalah nabi -nabi, wali-wali, orang-orang shalih, raja-raja, umara' (pemimpin pemerintahan) dan orang-orang kaya. Mereka telah mati, telah dipendam, telah menjadi tanah, dan mereka telah menjumpai apa yang telah mereka perbuat baik berupa kebaikan atau keburukan.

Jadi, ziarah kubur itu tidak untuk mengambil pelajaran dan menebalkan sikap meterialistis yang mementingkan kehidupan dunia ini. Karena kehidupan di dunia ini adalah tipuan dan tidak kekal, sedangkan kita semua akan mati dan akan dikubur. Maka sebaiknya kita tidak tertipu oleh gebyar dan kesenangan dunia. Inilah hakikat ziarah kubur yang syar'i itu.

Ziarah kubur yang syirkiyah

Adapun ziarah kubur yang syirkiyah atau menyekutukan Allah dan sangat dilarang dalam Islam adalah apabila peziarah menciumi kuburan, atau sujud di atasnya, atau mengusap-usapnya, atau memanggil-manggil penghuninya, atau minta pertolongan padanya (istighatsah dengan kubur), atau minta keselamatan (istinjad) padanya, atau bernadzar (misalnya kalau sukses usahanya maka akan mengadakan penyembelihan) untuk kubur, atau menyangka/ meyakini bahwa (mayit) yang dikubur itu bisa memberi manfaat atau mudharat padanya.

Ziarah kubur yang model ini adalah bertentangan dengan hikmah disyari'atkannya ziarah kubur itu sendiri. Bahkan itu adalah kenyataan yang dulunya diperbuat oleh ahli jahiliyah. Oleh karena itu dulu Nabi shallallahu 'alaihi wasalam melarang ziarah kubur.

Menjauhi syirik itu mutlak

Allah memerintahkan semua manusia agar memurnikan ibadahnya hanya untuk Allah, sedang Dia menciptakan seluruh manusia hanyalah untuk beribadah kepadaNya dengan ikhlas. Sebagaimana Allah firmankan, artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzaariyaat/ 51:56).

Ketahuilah bahwa ibadah itu tidak sah kecuali bersama tauhid (mengesakan Allah ¥?). Sebagaimana shalat itu tidak sah kecuali beserta thaharah (suci) dan wudhu'. Maka apabila kemusyrikan masuk ke dalam ibadah pasti rusaklah ibadah itu, seperti halnya hadats apabila masuk ke dalam wudhu' maka rusaklah wudhu'nya.
Syirik itu jika mencampuri ibadah maka merusak ibadah , dan menghapus pahala ketaatan, hingga pelakunya termasuk penghuni neraka yang kekal di dalamnya.

Ketahuilah bahwa di antara hal-hal penting yang wajib diketahui adalah: mengetahui syirik. Siapa yang tidak tahu syirik boleh jadi dia terjatuh di dalam kemusyrikan, sedangkan dia tidak tahu! Allah Ta'ala berfirman, artinya:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya." (QS An-Nisaa': 48, 116).

Dalam ayat tersebut Allah Ta'ala menjelaskan bahwa Dia tidak mengampuni hamba yang mati dalam keadaan musyrik. Dan Dia mengampuni dosa selain syirik bagi hambaNya yang Ia kehendaki.

Ayat di atas menunjukkan bahwa syirik adalah sebesar-besar dosa. Karena Allah menjelaskan bahwa Dia tidak mengampuni dosa syirik bagi orang yang belum bertobat (sebelum kematiannya). Sedangkan dosa selain syirik maka ada di bawah kehendak Allah, jika Dia berkehendak, maka Dia akan mengampuni, dan jika Dia berkehendak, Dia akan menyiksanya karena dosanya itu. Dengan demikian wajib bagi setiap hamba untuk takut pada kemusyrikan yang merupakan dosa terbesar itu.

Wajib sama sekali atas setiap Muslim mengetahui dan menghindari syirik itu. Untuk mengetahuinya di antaranya hendaklah dibaca risalah Al-Ushuuluts Tsalaatsah (sudah diterjemahkan dengan penjelasannya, berjudul Penjelasan Kitab 3 Landasan Utama), dan Kitab Tauhid karangan Syaikh Muhammad At-Tamimi (keduanya diterbitkan oleh Darul Haq).

Dalam buku itu disebutkan firman Allah, artinya: "Sesungguhnya barangsiapa menyekutukan Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada seorang pun penolong bagi orang-orang yang dhalim." (QS Al-Maidah: 72).

Nabi bersabda: "Dosa terbesar adalah engkau menjadikan tandingan (sekutu) bagi Allah sedangkan Dia lah yang menciptakanmu." (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Syaikh Muhammad Al-Utsaimin menjeaskan firman Allah yang artinya: "Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatu pun." (An-Nisaa': 36).

Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar manusia beribadah kepadaNya serta melarang berbuat syirik. Dan ini mengandung pengertian bahwa penyembahan itu hanyalah milik Allah semata.
Barangsiapa tidak menyembah Allah maka dia kafir dan sombong.
Barangsiapa menyembah Allah tetapi juga menyembah selainNya, maka dia kafir dan musyrik.
Barangsiapa menyembah Allah saja, maka dia orang Muslim yang sesungguhnya.

Syirik ada dua macam: besar dan kecil.

Syirik besar yaitu menyekutukan Allah dengan selainNya yang menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam. Lebih jelasnya, syirik akbar (besar) yaitu menjadikan tandingan atau sekutu terhadap Allah dalam hal beribadah, berdoa, atau mengharapkan, atau takut, atau cinta, dalam memperlakukan tandingan itu seperti memperlakukannya kepada Allah. Atau memperlakukan tandingan itu dengan perlakuan jenis ibadah. Itulah syirik yang Allah haramkan atas pelakunya untuk masuk surga, sedang tempatnya adalah neraka.

Syirik kecil adalah setiap pekerjaan: ucapan atau tindakan yang dinyatakan oleh syara' bahwa termasuk perbuatan syirik, namun tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam. Lebih jelasnya, syirik ashghar (kecil) adalah seluruh perkataan dan perbuatan yang menjadi perantara kepada syirik besar, seperti bersumpah dengan selain Allah, riya' , beramal tidak ikhlas karena Allah. Riya' yaitu menampak-nampakkan (pamer) kebaikan agar dipuji orang. Nabi n mengungkapkan kekhawa-tirannya terhadap sahabatnya akan adanya riya' pada mereka, karena riya' itu paling banyak dan disenangi oleh jiwa manusia dan paling mudah dilakukan. Kalau sahabat yang imannya sangat tebal saja diperingatkan dengan kekhawatiran Nabi n akan adanya syirik kecil (riya') itu pada mereka, maka umat Islam hendaknya lebih khawatir adanya syirik besar dan kecil karena lemahnya iman. Sedangkan berziarah kubur yang sampai memberlakukan kuburan sebagai jenis yang diibadahi dan dimintai tolong itu jelas satu jenis kemusyrikan. Maka apakah tidak pantas untuk dikhawatiri.

Syirik yang kecil (ashghar) pun sangat ditekankan untuk dihindari, apalagi syirik besar (akbar). Maka perbuatan yang menjurus kepada kemusyrikan wajib dihindari. Demikian pula ziarah kubur yang menjurus kepada kemusyrikan, wajib pula dihindari. Ketegasan Nabi SAW yang pernah melarang ziarah kubur itu kaitannya adalah dengan dosa yang paling besar yakni syirik. Selama seseorang belum bisa membersihkan dirinya dari kemusyrikan dalam hal ziarah kubur, maka larangan berziarah kubur tetap berlaku pada orang itu. Dan dia baru tidak dilarang bila memang sudah jelas ziarah kuburnya itu tanpa tercampuri kemusyrikan sedikitpun.

(Hartono).

Sumber:

* Ajwibah al masaail atstsamaan fis sunnah wal bid'ah walkufr wal iimaan, oleh Al-'allamah as-syaikh Muhammad Sulthan Al-Ma'shumi.
* Penjelasan Kitab 3 Landasan Utama, oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
* Kitab Tauhid oleh Syaikh Muhammad At Tamimi.
* Al-Jami' Al-Farid lil as-ilah wal ajwibah 'ala kitab at Tauhid, oleh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al Jarullah.

www.alsofwah.or.id


Ibnu Musthofa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan masukkan komentar anda di sini

RECENT POSTS

RECENT COMMENTS