Perjalanan Singkatku Mengenal Manhaj Salaf

*Video Desa Ulak Paceh Jaya dari ketinggian, tampak Kompleks Masjid Taqwa dan Perguruan Muhammadiyah Ulak Paceh. Di desa inilah K.H. A.R. Fachruddin yang akrab disapa Pak AR (Ketua Umum PP Muhammadiyah terlama, 1968 - 1990) pernah berdakwah dan mengajar di masa mudanya, rahimahullah. 

Saya dilahirkan di Ulak Paceh, Kabupaten Musi Banyuasin, sebuah desa yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan. Ayahku adalah salah seorang pengurus Muhammadiyah dan ibuku aktif di ‘Aisyiyah (Ortom Muhammadiyah). K.H. A.R. Fachruddin yang akrab disapa Pak AR (Ketua Umum PP Muhammadiyah terlama, 1968 - 1990) di masa mudanya pernah berdakwah dan mengajar di desaku. Beliau adalah sahabat kakekku rahimahumaallah.
          
Sejak kecil saya dididik orangtua dengan pendidikan muhammadiyah. Motto mereka yang sangat terkenal, islam berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Saya pun sekolah di TK ’Aisyiyah Ulak Paceh (1993), SD Muhammadiyah 2 Ulak Paceh (1993-1999), dan SMP Muhammadiyah 4 Palembang (1999-2002).
          
Motto Al-Quran dan Al-Hadits selalu melekat di kepalaku. Tawassul kepada orang mati, tahlilan, yasinan, dll. tidak pernah diajarkan dan diamalkan oleh keluargaku. Karena jelas-jelas perbuatan tersebut tidak sesuai dengan Al-Quran dan Al-Hadits. Karena itu, ajaran NU yang membolehkan perbuatan tersebut tidak kami ikuti. (Kata syirik, bid’ah, khurafat, dll. tidak asing lagi di telingaku karena Muhammadiyah dulu terkenal dengan slogan Berantas TBC (tahayul, bid’ah, dan churafat)). Jadi, dari SD sampai SMP, saya meyakini bahwa ajaran Muhammadiyah lah yang paling benar, karena dasarnya Al-Quran dan Al-Hadits.
          
Sewaktu memasuki SMAN 3 Palembang (2002-2005) hingga Universitas Sriwijaya Indralaya (2005-2010) banyak perubahan yang terjadi padaku. Ternyata, bukan cuma Muhammadiyah dan NU ajaran/paham dalam islam. Di SMA saya sempat mengenal Mentoring/Liqo’ (yang sebenarnya PKS/Ikhwanul Muslimin), juga Jama’ah Tabligh. Apalagi, di kampusku ada PKS/Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jama’ah Tabligh, dll. Saya pun sempat terpengaruh paham Ikhwanul Muslimin. Saya pun semakin toleran dengan beragam pemahaman walaupun merusak prinsip islam, sehingga kadang-kadang ikut acara dzikir jama’ah, maulid Nabi, dll. (walaupun dalam hatiku, Muhammadiyah lah yang paling benar). Saat itu (sebelum pertengahan Tahun 2007), saya belum pernah mendengar nama ”salafi”, tetapi yang biasa saya dengar ahlussunnah (karena Muhammadiyah pun mengaku ahlussunnah).
          
Awal-awal Tahun 2007, saudara sepupuku sering mengajakku kajian (dia belum menyebutnya kajian salafi). Namun, karena kesibukan kuliah dan bisnis MLM, saya belum sempat hadir, padahal sangat ingin hadir.
          
Walaupun saya belum sempat hadir, saudara sepupuku sering mengajakku diskusi sepulang kajian. Dan yang paling membuatku terkesan, beliau sempat mengatakan bahwa mengusap muka sesudah shalat adalah bid’ah jika dilakukan terus-menerus setiap selesai shalat. Saya pun berpikir, kok sampai sebegitu detilnya dibahas di pengajian itu, sampai urusan mengusap muka setelah shalat pun dibahas (karena selama saya belajar di Muhammadiyah, masalah ini tidak terlalu diperhatikan), juga beliau pernah membahas nasyid zaman sekarang (bahwa nasyid zaman sekarang lebih berbahaya daripada musik), haramnya bisnis MLM, dll. Dalam hati, saya berkata, nanti waktu ada kajian lagi saya harus datang !! saya sangat terkesan dengan pembahasannya yang sangat detil, sampai masalah mengusap muka dan nasyid pun dibahas.
          
Itulah perjalanan singkatku mengenal manhaj salaf. Sejak dauroh yang pertama, seingatku pembicaranya Ust. Abu Haidar As-Sundawy, Lc. (pertengahan 2007), saya langsung jatuh cinta, saya tidak terkejut bahwa tahlilan, yasinan, dll. itu bid’ah (karena di Muhammadiyah pun sudah membid’ahkannya), manhaj salaf semakin menyempurnakan pemahamanku tentang islam. Bahwa memahami islam berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits saja tidak cukup, tetapi wajib juga berpegang teguh pada kesepakatan/ijma’ para Shahabat dalam memahami islam (sebagaimana diterangkan dalam banyak hadits shahih). Hal inilah yang kurang saya dapati dari ajaran muhammadiyah atau ikhwanul muslimin (yang sebagian oknum menafsirkan Al-Quran atau Al-Hadits menurut pemahamannya masing-masing, tanpa meruju’ kepada tafsir Shahabat).
         
Setelah saya bandingkan, antara ajaran muhammadiyah dan ajaran salaf. Maka berikut ini, sebagian ajaran Muhammadiyah (terlepas ini kekeliruan sebagian oknum atau tidak, wallahu a’lam) yang perlu sama-sama kita luruskan:
1. Di SMP Muhammadiyah, saya masih belajar aqidah asy’ariyah seperti sifat wajib bagi Allah (wujud, qidam, baqa’, dst.), tepatnya pada mata pelajaran Al-Islam
2. Memaknakan ”Laa ilaaha illallah” dengan ”Tiada Tuhan Selain Allah”
3. Mengkhususkan acara ta’ziyah selama tiga malam berturut-turut
4. Dakwah tauhid dan sunnah atau yang akrab disebut ”dakwah amar ma’ruf nahi munkar” atau ”Berantas TBC (Tahayul, Bid’ah, dan Churafat)” kurang diprioritaskan lagi, bahkan cenderung memprioritaskan politik. Sunnah Nabi seperti memelihara jenggot, tidak berpakaian isbal, dll. sudah hampir tinggal kenangan pada sebagian oknum. Bahkan pada sebagian oknum muslimahnya, jilbab syar’i sudah berganti menjadi ”jilbab gaul”. Na’udzubillah, jika sampai sebagian oknum mencela cadar, jenggot, dst.
5. dan lain-lain
         
Inilah yang dapat saya kisahkan secara ringkas tentang perjalananku mengenal manhaj salaf. Saya mohon maaf jika nama ”Muhammadiyah, dll.” disebutkan, karena saya pernah dibesarkan dan belajar di sana. Semoga Allah memberi taufiq kepada saya dan kaum muslimin.


Prabumulih, 21 Januari 2011
Penulis: Ibnu Musthofa

7 komentar:

  1. Barakallahu fika ya akh al-karim, waffaqakallahu..
    Betapa membahagiakannya saat-saat itu akh, betapa butuhnya diri ini akan hidayah tersebut.
    Semoga Allah memberikan karunia-Nya kepada ana untuk merasakan keindahan sebagaimana antum, sehingga ana, keluarga dan setiap kaum muslimin merasakan kebahagiaan dan kerinduan yang sangat terhadap manhaj yang haq ini.
    Ana uhibbuka fi-Allah

    BalasHapus
  2. Aamiin yaa Rabb. Semoga Allah mencintai antm sbgmn antm mencintai krn Allah.

    BalasHapus
  3. lalu makna laa illaahaillah pada poin ke 2 itu apa y?

    BalasHapus
  4. Makna yg benar adalah "laa ma'buuda bi haqqin illallaah" (tdk ada Tuhan yg berhak disembah selain Allah). Adapun "tdk ada Tuhan selain Allah" maknanya msh sangat rancu krn jika demikian, maka setiap yg dituhankan, baik yg berhak disembah maupun yg tdk berhak, berarti itulah Allah. Jk demikian, maka org2 yg menuhankan dukun,jin,org mati,patung,batu,dll, mereka tdk bisa dikatakan keluar dari makna "tdk ada Tuhan selain Allah" krn makna tsb sm saja dg "apa saja yg dituhankan [baik yg berhak disembah atw tdk berhak (seperti jin,dukun,org mati,dll)],maka itulah Allah". Maka, makna yg disepakati para ulama salafushshalih adalah "tdk ada Tuhan yg berhak disembah selain Allah". Makna yg sangat yakin,jelas dan tdk membuat rancu. Maka, apa saja yg dituhankan selain Allah adalah tdk berhak disembah(batil),baik dukun,jin,org mati,patung,batu,dll.

    BalasHapus
  5. pengaman yang sangat mengesankan....semoga tetap istiqomah....

    BalasHapus
  6. akhi..ana alhamdulillah tahun ini melanjutkan study di unsri indralaya,ana dulu ketika di jakarta suka dateng ke rodja
    kalo disini kajian salaf dimana ya?
    ana bisa minta nomor hp antum ga?

    nomor ana:085716499041


    Mufqi badar fakultas ekonomi,manajemen universitas sriwijaya

    BalasHapus
  7. Info lengkap kajian sumsel: https://www.facebook.com/groups/SalafiPalembang.SumateraSelatan/

    BalasHapus

Silahkan masukkan komentar anda di sini

RECENT POSTS

RECENT COMMENTS