*Untukmu para guruku*
Fenomena wali murid yg tidak terima anaknya dihukum, bahkan ada yg melaporkan guru ke polisi
Begini saja, silakan renungkan ini :
- Entah mengapa murid yg ortunya doyan "menyalahkan" (tanpa memberi solusi) guru/sekolah biasanya memang "bermasalah" di sekolah (bahkan setelah pindah ke sekolah lain pun tambah bermasalah)
- Sangat jarang kita dapati murid yg ortunya sering menyalahkan tsb, anaknya berprestasi (baik prestasi akhlak maupun akademik), bahkan anaknya cenderung "bermasalah". Kalaupun berprestasi secara akademik, sering kita dapati akhlaknya yg kurang ajar. Kepintaran akademik yg dimiliki tdk membawa berkah, tdk memberi manfaat bagi orang lain. Bahkan, kepintarannya cenderung digunakan utk kesombongan, pamer, dan mendebat orang.
- Jika kita baca sejarah2 para ulama, tokoh2 islam yg menjadi panutan umat, sangat jarang didapati (jika tdk mau dikatakan tdk ada) orangtua mereka doyan menyalahkan guru, bahkan mereka meminta kpd guru agar tdk sungkan2 memberikan hukuman (bahkan dg cara memukul) anaknya jika melanggar aturan/tdk beradab kpd guru. Bandingkan dg zaman sekarang !.
Karena orangtua2 dahulu sangat tahu betul akan berkahnya ilmu, akan pentingnya memuliakan dan beradab kpd guru. Karena jika keberkahan ilmu sudah hilang, berarti alamat si anak akan "gagal" dlm belajar.
- Sangat jarang (jika tdk mau dikatakan tdk ada), para ulama/ tokoh2 besar yg tdk pernah dihukum guru dlm sejarah belajarnya (ada yg dipukul dg rotan, dijewer telinganya, dll.), silakan tdk usah jauh2 ke ulama/tokoh2 internasional, baca saja sejarah ulama2/tokoh2 tanah air semisal buya hamka, muhammad natsir, habibie, dll. Orang secemerlang dan sejenius mereka pun pernah namanya merasakan "indahnya" dihukum guru.
- Sejarah tdk pernah mencatat ulama/ tokoh2 besar yg dibesarkan oleh orangtua2 yg doyan menyalahkan/memprotes guru (apalagi melapor guru kpd polisi). Silakan cari di semua referensi2 sejarah.
Dan sudah dimaklumi, sejarah akan senantiasa berulang
الجزاء من جنس العمل
*ibnu musthofa*
Fenomena wali murid yg tidak terima anaknya dihukum, bahkan ada yg melaporkan guru ke polisi
Begini saja, silakan renungkan ini :
- Entah mengapa murid yg ortunya doyan "menyalahkan" (tanpa memberi solusi) guru/sekolah biasanya memang "bermasalah" di sekolah (bahkan setelah pindah ke sekolah lain pun tambah bermasalah)
- Sangat jarang kita dapati murid yg ortunya sering menyalahkan tsb, anaknya berprestasi (baik prestasi akhlak maupun akademik), bahkan anaknya cenderung "bermasalah". Kalaupun berprestasi secara akademik, sering kita dapati akhlaknya yg kurang ajar. Kepintaran akademik yg dimiliki tdk membawa berkah, tdk memberi manfaat bagi orang lain. Bahkan, kepintarannya cenderung digunakan utk kesombongan, pamer, dan mendebat orang.
- Jika kita baca sejarah2 para ulama, tokoh2 islam yg menjadi panutan umat, sangat jarang didapati (jika tdk mau dikatakan tdk ada) orangtua mereka doyan menyalahkan guru, bahkan mereka meminta kpd guru agar tdk sungkan2 memberikan hukuman (bahkan dg cara memukul) anaknya jika melanggar aturan/tdk beradab kpd guru. Bandingkan dg zaman sekarang !.
Karena orangtua2 dahulu sangat tahu betul akan berkahnya ilmu, akan pentingnya memuliakan dan beradab kpd guru. Karena jika keberkahan ilmu sudah hilang, berarti alamat si anak akan "gagal" dlm belajar.
- Sangat jarang (jika tdk mau dikatakan tdk ada), para ulama/ tokoh2 besar yg tdk pernah dihukum guru dlm sejarah belajarnya (ada yg dipukul dg rotan, dijewer telinganya, dll.), silakan tdk usah jauh2 ke ulama/tokoh2 internasional, baca saja sejarah ulama2/tokoh2 tanah air semisal buya hamka, muhammad natsir, habibie, dll. Orang secemerlang dan sejenius mereka pun pernah namanya merasakan "indahnya" dihukum guru.
- Sejarah tdk pernah mencatat ulama/ tokoh2 besar yg dibesarkan oleh orangtua2 yg doyan menyalahkan/memprotes guru (apalagi melapor guru kpd polisi). Silakan cari di semua referensi2 sejarah.
Dan sudah dimaklumi, sejarah akan senantiasa berulang
الجزاء من جنس العمل
*ibnu musthofa*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan masukkan komentar anda di sini